KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr.Wb
Puji dan syukur saya
panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia Nya saya dapat
menyelesaikan makalah ini . Makalah ini menjelaskan atau mengambil tema tentang
Manusia (hakikat, martabat, tanggung jawab manusia). Dan harapan saya semoga
hasil makalah ini dapat bermanfaat.
Tiada
kesempurnaan di muka bumi ini. Oleh karena itu, saya dengan senang hati akan
menerima segala saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalamualaikum
Wr.Wb
Pangkalpinang, 2 januari 2013
BELLA
FEBRYSKHIA P
Daftar
Isi
Halaman
Judul ……………………………………………………………………………………. i
Kata
Pengantar ……………………………………………………………..…………………….. ii
Daftar
Isi …………………………………………………………………………………………….. iii
BAB
I. Pendahuluan
……………………………………………………………………............ 1
BAB
II. Isi Bahasan
............................................................................................................
2
Manusia
................................................................................................................................. 2
A.
Hakikat
Manusia ..............................................................................................
3
B. Martabat
Manusia ...........................................................................................
5
C. Tanggung
Jawab Manusia ............................................................................
6
BAB
III.
Penutup..................................................................................................................
8
A.
Kesimpulan
…………………………………………………………………..............8
Daftar
Pustaka ………………………………………………………………………………….....9
BAB
I
PENDAHULUAN
Berbicara dan berdiskusi tentang manusia selalu
menarik. Karena selalu menarik, maka masalahnya tidak pernah selesai dalam
artia tuntas. Manusia merupakan makhluk yang paling menakjubkan, makhluk yang
unik multi dimensi, serba meliputi, sangat terbuka, dan mempunyai potensi yang
agung.
Manusia dalam pandangan kebendaan (materialis)
hanyalah merupakan sekepal tanah di bumi. Dari bumi asal kejadiannya, di bumi
dia berjalan, dari bumi dia makan dan kedalam bumi dia kembali.
Dalam pandangan orang yang
beriman, manusia itu makhluk yang mulia dan terhormat pada sisi Tuhan. Manusia
diciptakan Tuhan dalam bentuk yang amat baik, sesudah itu ditiup Roh ke dalam
tubuhnya, para malaikat disuruh sujud (memberi hormat) kepadanya. Tuhan memberi
manusia ilmu pengetahuan dan kemauan, dijadikan khalifah (penguasa) di bumi dan
menjadi pusat kegiatan di alam ini. Segala apa yang ada di langit dan di bumi, semuanya bekerja untuk
kepentingan manusia, dan kepadanya di berikan nikmat lahir dan batin.
Al-Qur'an memberi keterangan
tentang manusia dari banyak seginya, Dari ayat-ayat Al-Qur’an, dapat
disimpulkan bahwa manusia adalah makhluk fungsional yang bertanggung jawab,
pada surat al-Mu'minun ayat 115 Allah bertanya kepada manusia sebagai berikut : "Apakah kamu mengira bahwa kami
menciptakan kamu sia-sia, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada
Kami?"
Dari ayat ini, menurut Ahmad Azhar
Basyir, terdapat tiga penegasan Allah yaitu [1] manusia adalah makhluk ciptaan
Tuhan, [2] manusia diciptakan tidak sia-sia, tetapi berfungsi, dan [3] manusia
akhirnya akan dikembalikan kepada Tuhan, untuk mempertanggungjawabkan semua
perbuatan yang dilakukan pada waktu hidup di dunia ini, dan perbuatan itu tidak
lain adalah realisasi daripada fungsi manusia itu sendiri.
BAB
II
ISI
BAHASAN
v MANUSIA
Manusia adalah
makhluk ciptaan ALLAH swt yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk
lainnya. Karena manusia mempunyai akal dan pikiran untuk berfikir secara logis
dan dinamis, dan bisa membatasi diri dengan perbuatan yang tidak dilakukan, dan
kita bisa memilih perbuatan mana yang baik (positif) atau buruk (negatif) buat
diri kita sendiri. Bukan hanya itu saja pengertian manusia secara umum adalah
manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial. Karena bukan hanya diri sendiri saja tetapi manusia perlu
bantuan dari orang lain. Maka sebab itu manusia adalah makhluk pribadi
sekaligus makhluk sosial. [1]
Adapun beberapa definisi manusia menurut para ahli, yaitu :
·
ABINENO J. I
Manusia adalah "tubuh yang berjiwa" dan bukan "jiwa abadi yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana".
Manusia adalah "tubuh yang berjiwa" dan bukan "jiwa abadi yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana".
·
UPANISADS
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana atau badan fisik.
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana atau badan fisik.
·
I WAYAN WATRA
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa.
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa.
·
OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.[2]
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.[2]
A. Hakikat Manusia
1.
Manusia adalah mahluk yang paling indah dan
sempurna dalam pencitraanya
Citra
kesempurnaan dan keindahan manusia diwujudkan melalui penampilan budaya
dan peradaban yang terus berkembang. Kebudayaan itu adalah ciptaan manusia dan
syarat bagi kehidupan manusia. Manusia menciptakan kebudayaadan kebudayaan itu
sendiri menjadikan manusia makhluk yang berbudaya.Manusia juga disebut dengan
makhluk yang memiliki peradaban(Civil Society).Melalui peradaban ini manusia dapat
mengembangkan pola pikir, berbuat dan bertindak serta merasakan yang
merupakan cerminan dari kebudayaannya.[3]
Pengertian hakikat manusaia
Hakekat manusia
adalah sebagai berikut :
· Makhluk yang memiliki tenga dalam yang dapat menggerakkan
hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
· Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung
jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
· yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif
mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
· Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus
berkembang tidak pernah selesai (tuntas)
selama hidupnya.
· Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya
dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia
lebih baik untuk ditempati.
· Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan
potensi yang tak
terbatas
· Makhluk
Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung
kemungkinan baik dan jahat.
· Individu
yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai
dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.[4]
2.
Manusia adalah mahluk yang paling tinggi derajatnya.
Manusia
memiliki jiwa dan raga. Raga manusia termasuk kedalam derajat terendah,
sementara ruh manusia termasuk ke dalam derajat tertinggi. Hikmah yang
terkandung dalam hal ini ialah bahwa manusia mesti mengemban beban amanat
pengetahuan tentang Allah. Karena itu mereka harus mempunyai kekuatan
dalam kedua dunia ini untuk mencapai kesempurnaan.Sebab tidak sesuatu pun di dunia ini yang memiliki kekuatan
yang mampu mengemban beban amanat.
Manusia mempunyai
kekuatan ini melalui esensi sifat-sifatnya (sifat-sifatruhnya), bukan melalui raganya. Karena ruh manusia berkaitan dengan
derajat tertinggi dari yang tinggi, tidak satupun di dunia ruh yang menyamai
kekuatannya, entah itu malaikat maupun setan sekalipun atau segala sesuatu
lainnya. Demikian pula, jiwa manusia berkaitan dengan derajat yang paling
rendah, sehingga tidak sesuatu pun di dunia jiwa bisa mempunyai kekuatannya,entah
itu hewan dan binatang buas atau yang lainnya. Ketika mengaduk dan mengolah tanah, semua sifat hewan dan binatang
buas, semua sifat setan,tumbuh-tumbuhan dan benda-benda mati
diaktualisasikan. Hanya saja, tanah itu dipilih untuk mengejawantahkan sifat
"dua tangan-Ku". Karena masing-masing sifat tercela ini hanyalah sekedar kulit luarnya saja, di dalam setiap
sifat itu ada mutiara dan permata berupa sifat Ilahi.[5]
3.
Manusia adalah
khalifah di muka bumi
Manusia
sebagai makhluk yang sangat lemah, disisi lain dinobatkan sebagai
"khalifah" (wakil Allah). Bertugas mengatur alam semesta dan merupakan
wakil Allah untuk menjadi saksi-Nya serta mengungkapkan rahasia-rahasia
firman-Nya. Para mahkluk yang lain tidak melihat ada dimensi yang tidak bisa dijangkau olehnya, ia hanya mampu
melihat pada tingkat yang paling rendah dalam diri manusia.
Dalam
dunia pendidikan,manusia telah ditugaskan untuk memakmurkan,mengelola atau
mengatur kehidupan dibumi,untuk dimanfaatkan bagi kehidupan,tanpa merusak
tatanan dan keharmonisannya. Artinya manusia ditugaskan untuk membimbing
generasi kini dan yang akan datang, sertamenjalin keharmonisan dalam kehidupan
bermasyarakat.
4.
Makluk yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa.
Tujuan
Pendidikan diarahkan kepada upaya pembentukan sikap takwa. Dengan demikian pendidikan ditujukan kepada upaya untuk
membimbing dan mengembangkan
potensi peserta didik secara optimal agar dapat menjadihamba Allah yang
takwa. Di antara ciri mereka yang takwa adalah beriman kepada yang ghaib, mendirikan
shalat, menafkahkan sebagian rezeki anugerah Allah, beriman kepada
al-Quran dan kitab-kitab samawi sebelum alQuran,serta keyakinan kehidupan akhirat (QS. 2:3).
5.
Manusia adalah
makhluk pemilik Hak Asasi Manusia (HAM)
Manusia
dalam menjalani kehidupannya telah dilengkapi dengan hak dasar (HAM) yang
dikrarkan untuk dijalankan bagi sesama manusia. Hak dasar ini
yang mengatur tata kehidupan manusia, sehingga dalam menjalankan aktifitas kehidupan tidak mengalami benturan
dengan aturan yang telah ditetapkan. Aturan tersebut antra lain adalah
kebebasan dalam menjalankan/menentukan nasib dalam menjalankan kehidupan.
Manusia juga memiliki kebebasan dalam menjalan perintah,dalam hal ini
tentu masih dalam bingkai keempat
butir harkatdan martabat manusia.(HMM)[6]
B. Martabat
Manusia
Martabat saling berkaitan dengan maqam,
maksud nya adalah secara dasarnya maqam merupakan tingkatan martabat seseorang
hamba terhadap khalikNya, yang juga merupakan sesuatu keadaan tingkatannya
seseorang sufi di hadapan tuhannya pada saat dalam perjalanan spritual dalam
beribadah kepada Allah Swt. Maqam ini terdiri dari beberapa tingkat atau
tahapan seseorang dalam hasil ibadahnya yang di wujudkan dengan pelaksanaan
dzikir pada tingkatan maqam tersebut, secara umum dalam thariqat naqsyabandi
tingkatan maqam ini jumlahnya ada 7 (tujuh), yang di kenal juga dengan nama martabat
tujuh, seseorang hamba yang menempuh perjalanan dzikir ini biasanya
melalui bimbingan dari seseorang yang alim yang paham akan isi dari maqam ini
setiap tingkatnya, seseorang hamba tidak di benarkan sembarangan menggunakan
tahapan maqam ini sebelum menyelesaikan atau ada hasilnya pada riyadhah dzikir
pada setiap maqam, ia harus ada mendapat hasil dari amalan pada maqam tersebut.
Tingkat martabat seseorang hamba di
hadapan Allah Swt mesti melalui beberapa proses sebagai berikut :
- Taubat;
- Memelihara diri dari perbuatan yang makruh, syubhat dan apalagi yang haram;
- Merasa miskin diri dari segalanya;
- Meninggalkan akan kesenangan dunia yang dapat merintangi hati terhadap tuhan yang maha esa;
- Meningkatkan kesabaran terhadap takdirNya;
- Meningkatkan ketaqwaan dan tawakkal kepadaNya;
- Melazimkan muraqabah (mengawasi atau instropeksi diri);
- Melazimkan renungan terhadap kebesaran Allah Swt;
- Meningkatkan hampir atau kedekatan diri terhadapNya dengan cara menetapkan ingatan kepadaNya;
- Mempunyai rasa takut, dan rasa takut ini hanya kepada Allah Swt saja.[7]
Dengan melalui
latihan di atas melalui amalan dzikir pada maqamat, maka seseorang hamba akan
muncul sifat berikut :
- Ketenangan jiwa;
- Harap kepada Allah Swt;
- Selalu rindu kepadaNya dan suka meningkatkan ibadahnya;
- Muhibbah, cinta kepada Allah Swt.
Untuk mendapatkan point di atas,
seseorang hamba harus melalui beberapa tingkatan maqam di bawah ini, tetapi
melaluinya adalah amalan dzikir pada maqam yang 7 (tujuh), adapun hasilnya akan
dapat di uraikan dengan beberapa maqam sifat, yaitu :
- Taubat;
- Zuhud;
- Sabar;
- Syukur;
- Khauf (takut);
- Raja’ (harap);
- Tawakkal;
- Ridha;
- Muhibbah. [8]
C. Tanggung Jawab Manusia
Manusia di dalam
hidupnya disamping sebagai makhluk Tuhan, makhluk individu, juga merupakan
makhluk sosial. Di mana dalam kehidupannya di bebani tanggung jawab, mempunyai
hak dan kewajiiban, dituntut pengabdian dan pengorbanan.
Tanggung jawab itu
sendiri merupakan sifat yang mendasar dalam diri manusia. Selaras dengan
fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki
sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin
meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan
tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan
tanggung jawab.
Inilah yang
menyebabkan frekuensi tanggung jawab masing-masing individu berbeda, Tanggung
jawab mempunyai kaitan yang sangat erat dengan perasaan. Tanggung jawab juga
berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.[9]
·
Macam-Macam
Tanggung Jawab
a.
Tanggung jawab terhadap dirinya sendiri
Manusia
dalam hidupnya mempunyai “harga”, sebagai mana kehidupan manusia mempunyai
beban dan tanggung jawab masing-masing.
b.
Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga
terdiri dari ayah, ibu, dan anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota
keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya.
c.
Tanggung jawab terhadap masyarakat
Pada
hakikatnya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, sesuai dengan
kedudukanya sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain, maka ia
harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia
di sini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab
seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsunggkan hidupnya dalam
masyarakat tersebut.
d. Tanggung jawab terhadap Bangsa /
Negara
Suatu kenyataan bahwa
setiap manusia, setiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam
berfikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma
atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak bisa berbuat semaunya
sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kan
kepada negara.
e. Tanggung jawab terhadap Tuhan
Manusia mempunyai
tanggung jawab langsung kepada Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa
lepas dari hukum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui
berbagai macam agama.[10]
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Manusia
telah dianugrahi potensi yang sempurna untuk hidup di dunia, yaitu akal, nafsu,
dan qalbu. Akal diarahkan kepada alam melalui proses tafakur, sehingga manusia
dapat menguasai ilmu dan teknologi sebagai pelaksanaan tugas kekhalifahannya,
dan manusia mempunyai hakikat, martabat, serta tanggung jawab nya
masing-masing. Sementara qalbu yang diarahkan kepada penghayatan firman-firman
Allah melalui proses dzikir
melahirkan keimanan sebagai bentuk pelaksanaan tugas ke-abdullah-annya.
Penggunaan
potensi akal secara terpisah dari qalbu
akan melahirkan materialisme yang kering dan hampa. Sementara penggunaan qalbu terpisah dari akal melahirkan
mistisisme yang statis dan beku. Karena itu, seluruh potensi yang dimiliki
manusia semestinya digunakan secara terpadu. Keterpaduan dalam penggunaan
potensi dan tugas tersebut akan mewujudkan sosok manusia yang utuh dan
sempurna.
Daftar
Pustaka
Hamalik,Oemar.2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan
pendekatan sistim.Jakarta :Bumi Aksara
Manan,Imran,1989.Antropologi Pendidikan:Suatu Pengantar .Jakarta.Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan.
Muchsin, dkk. 1984. Dasar-Dasar Agama Islam. Jakarta : Bulan
Bintang.
Nasution,S.Sosiologi Pendidikan. Jakarta.Bumi Aksara.
Pokja Pengembangan Peta Keilmuan
Pendidikan, 2005.Peta Keilmuan
Pendidikan. Jakarta;Depdiknas.
Prayitno, 2005.Sosok Keilmuan Ilmu
Pendidikan. Padang: UNP.
Prayitno, 2008.Dasar Teori dan Praksis
Pendidikan Padang: UNP.
Sauri Sofyan. 2004. Pendidikan Agama Islam. Bandung :
Alfabeta.
Trianto. 2006. Wawasan Ilmu Alamiah Dasar. Surabaya : Prestasi Pustaka.
[10] Manan,Imran,1989.Antropologi Pendidikan:Suatu Pengantar .Jakarta.Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar