Rabu, 09 Januari 2013

harkat dan martabat manusia



KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini . Makalah ini menjelaskan atau mengambil tema tentang Manusia (hakikat, martabat, tanggung jawab manusia). Dan harapan saya semoga hasil makalah ini dapat bermanfaat.
         Tiada kesempurnaan di muka bumi ini. Oleh karena itu, saya dengan senang hati akan menerima segala saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Pangkalpinang, 2 januari 2013


                

                                                                     BELLA FEBRYSKHIA P
                                                                                         








Daftar Isi
Halaman Judul ……………………………………………………………………………………. i
Kata Pengantar ……………………………………………………………..…………………….. ii
Daftar Isi …………………………………………………………………………………………….. iii
BAB I.  Pendahuluan ……………………………………………………………………............ 1
BAB II.  Isi Bahasan ............................................................................................................ 2
 Manusia ................................................................................................................................. 2
A.    Hakikat Manusia .............................................................................................. 3
B.    Martabat Manusia ........................................................................................... 5
C.    Tanggung Jawab Manusia ............................................................................ 6
BAB III. Penutup.................................................................................................................. 8
A.    Kesimpulan …………………………………………………………………..............8
Daftar Pustaka ………………………………………………………………………………….....9





















BAB I
PENDAHULUAN

Berbicara dan berdiskusi tentang manusia selalu menarik. Karena selalu menarik, maka masalahnya tidak pernah selesai dalam artia tuntas. Manusia merupakan makhluk yang paling menakjubkan, makhluk yang unik multi dimensi, serba meliputi, sangat terbuka, dan mempunyai potensi yang agung.
Manusia dalam pandangan kebendaan (materialis) hanyalah merupakan sekepal tanah di bumi. Dari bumi asal kejadiannya, di bumi dia berjalan, dari bumi dia makan dan kedalam bumi dia kembali.
Dalam pandangan orang yang beriman, manusia itu makhluk yang mulia dan terhormat pada sisi Tuhan. Manusia diciptakan Tuhan dalam bentuk yang amat baik, sesudah itu ditiup Roh ke dalam tubuhnya, para malaikat disuruh sujud (memberi hormat) kepadanya. Tuhan memberi manusia ilmu pengetahuan dan kemauan, dijadikan khalifah (penguasa) di bumi dan menjadi pusat kegiatan di alam ini. Segala apa yang ada di langit dan di bumi, semuanya bekerja untuk kepentingan manusia, dan kepadanya di berikan nikmat lahir dan batin.
Al-Qur'an memberi keterangan tentang manusia dari banyak seginya, Dari ayat-ayat Al-Qur’an, dapat disimpulkan bahwa manusia adalah makhluk fungsional yang bertanggung jawab, pada surat al-Mu'minun ayat 115 Allah bertanya kepada  manusia sebagai berikut :  "Apakah kamu mengira bahwa kami menciptakan kamu sia-sia, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?"
Dari ayat ini, menurut Ahmad Azhar Basyir, terdapat tiga penegasan Allah yaitu [1] manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan, [2] manusia diciptakan tidak sia-sia, tetapi berfungsi, dan [3] manusia akhirnya akan dikembalikan kepada Tuhan, untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatan yang dilakukan pada waktu hidup di dunia ini, dan perbuatan itu tidak lain adalah realisasi daripada fungsi manusia itu sendiri.








BAB II
ISI BAHASAN


v MANUSIA
Manusia adalah makhluk ciptaan ALLAH swt yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya. Karena manusia mempunyai akal dan pikiran untuk berfikir secara logis dan dinamis, dan bisa membatasi diri dengan perbuatan yang tidak dilakukan, dan kita bisa memilih perbuatan mana yang baik (positif) atau buruk (negatif) buat diri kita sendiri. Bukan hanya itu saja pengertian manusia secara umum adalah manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial. Karena bukan hanya diri sendiri saja tetapi manusia perlu bantuan dari orang lain. Maka sebab itu manusia adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial. [1]
Adapun beberapa definisi manusia menurut para ahli, yaitu :
·         ABINENO J. I
Manusia adalah "tubuh yang berjiwa" dan bukan "jiwa abadi yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana".
·          UPANISADS
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana atau badan fisik.
·         I WAYAN WATRA
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa.
·         OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.[2]





A.   Hakikat Manusia

1.      Manusia adalah mahluk yang paling indah dan sempurna dalam pencitraanya

Citra kesempurnaan dan keindahan manusia diwujudkan melalui penampilan budaya dan peradaban yang terus berkembang. Kebudayaan itu adalah ciptaan manusia dan syarat bagi kehidupan manusia. Manusia menciptakan kebudayaadan kebudayaan itu sendiri menjadikan manusia makhluk yang berbudaya.Manusia juga disebut dengan makhluk yang memiliki peradaban(Civil Society).Melalui peradaban ini manusia dapat mengembangkan pola pikir, berbuat dan bertindak serta merasakan yang merupakan cerminan dari kebudayaannya.[3]

Pengertian hakikat manusaia
Hakekat manusia adalah sebagai berikut :

·       Makhluk  yang  memiliki tenga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
·       Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
·       yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
·       Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak  pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
·       Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati.
·       Suatu keberadaan yang berpotensi yang  perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi  yang  tak  terbatas
·       Makhluk  Tuhan  yang  berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
·       Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.[4]

2.         Manusia adalah mahluk yang paling tinggi derajatnya.

Manusia memiliki jiwa dan raga. Raga manusia termasuk kedalam derajat terendah, sementara ruh manusia termasuk ke dalam derajat tertinggi. Hikmah yang terkandung dalam hal ini ialah bahwa manusia mesti mengemban beban amanat pengetahuan tentang Allah. Karena itu mereka harus mempunyai kekuatan dalam kedua dunia ini untuk mencapai kesempurnaan.Sebab tidak sesuatu pun di dunia ini yang memiliki kekuatan yang mampu mengemban beban amanat.
Manusia mempunyai kekuatan ini melalui esensi sifat-sifatnya (sifat-sifatruhnya), bukan melalui raganya. Karena ruh manusia berkaitan dengan derajat tertinggi dari yang tinggi, tidak satupun di dunia ruh yang menyamai kekuatannya, entah itu malaikat maupun setan sekalipun atau segala sesuatu lainnya. Demikian pula, jiwa manusia berkaitan dengan derajat yang paling rendah, sehingga tidak sesuatu pun di dunia jiwa bisa mempunyai kekuatannya,entah itu hewan dan binatang buas atau yang lainnya. Ketika mengaduk dan mengolah tanah, semua sifat hewan dan binatang buas, semua sifat setan,tumbuh-tumbuhan dan benda-benda mati diaktualisasikan. Hanya saja, tanah itu dipilih untuk mengejawantahkan sifat "dua tangan-Ku". Karena masing-masing sifat tercela ini hanyalah sekedar kulit luarnya saja, di dalam setiap sifat itu ada mutiara dan permata berupa sifat Ilahi.[5]

3.     Manusia adalah khalifah di muka bumi

Manusia sebagai makhluk yang sangat lemah, disisi lain dinobatkan sebagai "khalifah" (wakil Allah). Bertugas mengatur alam semesta dan merupakan wakil Allah untuk menjadi saksi-Nya serta mengungkapkan rahasia-rahasia firman-Nya. Para mahkluk yang lain tidak melihat ada dimensi yang tidak bisa dijangkau olehnya, ia hanya mampu melihat pada tingkat yang paling rendah dalam diri manusia.
Dalam dunia pendidikan,manusia telah ditugaskan untuk memakmurkan,mengelola atau mengatur kehidupan dibumi,untuk dimanfaatkan bagi kehidupan,tanpa merusak tatanan dan keharmonisannya. Artinya manusia ditugaskan untuk membimbing generasi kini dan yang akan datang, sertamenjalin keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat.

4.     Makluk yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa.

Tujuan Pendidikan diarahkan kepada upaya pembentukan sikap takwa. Dengan demikian pendidikan ditujukan kepada upaya untuk membimbing dan mengembangkan potensi peserta didik secara optimal agar dapat menjadihamba Allah yang takwa. Di antara ciri mereka yang takwa adalah beriman kepada yang  ghaib, mendirikan shalat, menafkahkan sebagian rezeki anugerah Allah, beriman kepada al-Quran dan kitab-kitab samawi sebelum alQuran,serta keyakinan kehidupan akhirat (QS. 2:3).

5.     Manusia adalah makhluk pemilik Hak Asasi Manusia (HAM)

Manusia dalam menjalani kehidupannya telah dilengkapi dengan hak dasar (HAM) yang dikrarkan untuk dijalankan bagi sesama manusia. Hak dasar ini yang mengatur tata kehidupan manusia, sehingga dalam menjalankan aktifitas kehidupan tidak mengalami benturan dengan aturan yang telah ditetapkan. Aturan tersebut antra lain adalah kebebasan dalam menjalankan/menentukan nasib dalam menjalankan kehidupan. Manusia juga memiliki kebebasan dalam menjalan perintah,dalam hal ini tentu masih dalam bingkai keempat butir harkatdan martabat manusia.(HMM)[6]






B.     Martabat Manusia
Martabat saling berkaitan dengan maqam, maksud nya adalah secara dasarnya maqam merupakan tingkatan martabat seseorang hamba terhadap khalikNya, yang juga merupakan sesuatu keadaan tingkatannya seseorang sufi di hadapan tuhannya pada saat dalam perjalanan spritual dalam beribadah kepada Allah Swt. Maqam ini terdiri dari beberapa tingkat atau tahapan seseorang dalam hasil ibadahnya yang di wujudkan dengan pelaksanaan dzikir pada tingkatan maqam tersebut, secara umum dalam thariqat naqsyabandi tingkatan maqam ini jumlahnya ada 7 (tujuh), yang di kenal juga dengan nama martabat tujuh, seseorang hamba yang menempuh perjalanan dzikir ini biasanya melalui bimbingan dari seseorang yang alim yang paham akan isi dari maqam ini setiap tingkatnya, seseorang hamba tidak di benarkan sembarangan menggunakan tahapan maqam ini sebelum menyelesaikan atau ada hasilnya pada riyadhah dzikir pada setiap maqam, ia harus ada mendapat hasil dari amalan pada maqam tersebut.
Tingkat martabat seseorang hamba di hadapan Allah Swt mesti melalui beberapa proses sebagai berikut :
  1. Taubat;
  2. Memelihara diri dari perbuatan yang makruh, syubhat dan apalagi yang haram;
  3. Merasa miskin diri dari segalanya;
  4. Meninggalkan akan kesenangan dunia yang dapat merintangi hati terhadap tuhan yang maha esa;
  5. Meningkatkan kesabaran terhadap takdirNya;
  6. Meningkatkan ketaqwaan dan tawakkal kepadaNya;
  7. Melazimkan muraqabah (mengawasi atau instropeksi diri);
  8. Melazimkan renungan terhadap kebesaran Allah Swt;
  9. Meningkatkan hampir atau kedekatan diri terhadapNya dengan cara menetapkan ingatan kepadaNya;
  10. Mempunyai rasa takut, dan rasa takut ini hanya kepada Allah Swt saja.[7]
Dengan melalui latihan di atas melalui amalan dzikir pada maqamat, maka seseorang hamba akan muncul sifat berikut :
  1. Ketenangan jiwa;
  2. Harap kepada Allah Swt;
  3. Selalu rindu kepadaNya dan suka meningkatkan ibadahnya;
  4. Muhibbah, cinta kepada Allah Swt.
Untuk mendapatkan point di atas, seseorang hamba harus melalui beberapa tingkatan maqam di bawah ini, tetapi melaluinya adalah amalan dzikir pada maqam yang 7 (tujuh), adapun hasilnya akan dapat di uraikan dengan beberapa maqam sifat, yaitu :
  • Taubat;
  • Zuhud;
  • Sabar;
  • Syukur;
  • Khauf (takut);
  • Raja’ (harap);
  • Tawakkal;
  • Ridha;
  • Muhibbah.                                                                  [8]






C.   Tanggung Jawab Manusia
Manusia di dalam hidupnya disamping sebagai makhluk Tuhan, makhluk individu, juga merupakan makhluk sosial. Di mana dalam kehidupannya di bebani tanggung jawab, mempunyai hak dan kewajiiban, dituntut pengabdian dan pengorbanan.
Tanggung jawab itu sendiri merupakan sifat yang mendasar dalam diri manusia. Selaras dengan fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung jawab.
Inilah yang menyebabkan frekuensi tanggung jawab masing-masing individu berbeda, Tanggung jawab mempunyai kaitan yang sangat erat dengan perasaan. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.[9]

·         Macam-Macam Tanggung Jawab
a.      Tanggung jawab terhadap dirinya sendiri
Manusia dalam hidupnya mempunyai “harga”, sebagai mana kehidupan manusia mempunyai beban dan tanggung jawab masing-masing.

b.      Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya.

c.       Tanggung jawab terhadap masyarakat
Pada hakikatnya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, sesuai dengan kedudukanya sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain, maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia di sini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsunggkan hidupnya dalam masyarakat tersebut.

d. Tanggung jawab terhadap Bangsa / Negara
Suatu kenyataan bahwa setiap manusia, setiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berfikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak bisa berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kan kepada negara.

e. Tanggung jawab terhadap Tuhan
Manusia mempunyai tanggung jawab langsung kepada Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama.[10]

































BAB III
PENUTUP



 Kesimpulan
Manusia telah dianugrahi potensi yang sempurna untuk hidup di dunia, yaitu akal, nafsu, dan qalbu. Akal diarahkan kepada alam melalui proses tafakur, sehingga manusia dapat menguasai ilmu dan teknologi sebagai pelaksanaan tugas kekhalifahannya, dan manusia mempunyai hakikat, martabat, serta tanggung jawab nya masing-masing. Sementara qalbu yang diarahkan kepada penghayatan firman-firman Allah melalui proses dzikir melahirkan keimanan sebagai bentuk pelaksanaan tugas ke-abdullah-annya.
Penggunaan potensi akal secara terpisah dari qalbu akan melahirkan materialisme yang kering dan hampa. Sementara penggunaan qalbu terpisah dari akal melahirkan mistisisme yang statis dan beku. Karena itu, seluruh potensi yang dimiliki manusia semestinya digunakan secara terpadu. Keterpaduan dalam penggunaan potensi dan tugas tersebut akan mewujudkan sosok manusia yang utuh dan sempurna.


















Daftar Pustaka



Hamalik,Oemar.2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan pendekatan sistim.Jakarta :Bumi Aksara

Manan,Imran,1989.Antropologi Pendidikan:Suatu Pengantar .Jakarta.Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 

Muchsin, dkk. 1984. Dasar-Dasar Agama Islam. Jakarta : Bulan Bintang. 
Nasution,S.Sosiologi Pendidikan. Jakarta.Bumi Aksara.

Pokja Pengembangan Peta Keilmuan Pendidikan, 2005.Peta Keilmuan  Pendidikan. Jakarta;Depdiknas.

Prayitno, 2005.Sosok Keilmuan Ilmu Pendidikan. Padang: UNP.

Prayitno, 2008.Dasar Teori dan Praksis Pendidikan Padang: UNP.

Sauri Sofyan. 2004. Pendidikan Agama Islam. Bandung : Alfabeta.                                                                             
Trianto. 2006. Wawasan Ilmu Alamiah Dasar. Surabaya : Prestasi Pustaka.


[1] Muchsin, dkk. 1984. Dasar-Dasar Agama Islam. Jakarta : Bulan Bintang.

[2] Sauri Sofyan. 2004. Pendidikan Agama Islam. Bandung : Alfabeta.

[3] Trianto. 2006. Wawasan Ilmu Alamiah Dasar. Surabaya : Prestasi Pustaka.

[4] Trianto. 2006. Wawasan Ilmu Alamiah Dasar. Surabaya : Prestasi Pustaka.

[5] Trianto. 2006. Wawasan Ilmu Alamiah Dasar. Surabaya : Prestasi Pustaka.

[6] Trianto. 2006. Wawasan Ilmu Alamiah Dasar. Surabaya : Prestasi Pustaka.

[7] Muchsin, dkk. 1984. Dasar-Dasar Agama Islam. Jakarta : Bulan Bintang. 

[8] Muchsin, dkk. 1984. Dasar-Dasar Agama Islam. Jakarta : Bulan Bintang. 

[9] Hamalik,Oemar.2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan pendekatan sistim.Jakarta :Bumi Aksara

[10] Manan,Imran,1989.Antropologi Pendidikan:Suatu Pengantar .Jakarta.Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar